Sabtu, 03 Desember 2011

Hukum Jihad

1 komentar
Jihad memiliki beberapa hukum :
a. Fardhu `ain (wajib bagi setiap muslim) dalam beberapa kondisi;
- ketika seorang muslim telah berada dalam barisan pasukan yang sedang menghadapi pertempuran, maka fardhu `ain bagi nya berjihad dan berdosa meninggalkan medan, Allah berfirman, (Q.S. Al Anfaal: 45)

يا أيها الذين آمنوا إذا لقيتم فئة فاثبتوا
Hai orang-orang beriman apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka tetaplah

﴿ يا أيها الذين آمنوا إذا لقيتم الذين كفروا زحفا فلا تولوا هم الأدبار ﴾
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu mundur ( Al Anfaal :15)
- bila musuh telah datang menyerang salah satu negeri muslim, maka wajib bagi setiap penduduknya berjihad mengusir mereka. Jika musuh belum tertumpas wajib `ain bagi setiap penduduk negeri muslim sekitarnya berjihad hingga musuh keluar dari negeri tersebut. Allah berfirman (Q.S. At Taubah :123)
﴿ يا أيها الذين آمنوا قاتلوا الذين يلونكم من الكفار ﴾
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang berada disekitar kamu itu
Jihad ini disebut juga dengan jihad difa` (pembelaan diri)
- bila imam (pemimpin) memerintah seorang muslim untuk pergi berjihad, maka wajib `ain baginya melaksanakn perintah tersebut, nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,
وإذا استنفرتم فانفروا
Bila kamu diperintahkan berjihad, maka pergilah berjihad H.R.Bukhari.
b. Fardhu kifayah
Jihad thalab (memulai penyerangan terhadap sebuah negeri yang penduduknya tidak beriman kepada Allah dan hari akhir) hukumnya fardhu kifayah, yang bila dilakukan oleh sebagian kaum muslim terhapuslah dosa dari seluruh kaum muslim, Allah berfirman, (Q.S. At taubah: 122)

﴿ وما كان المؤمنون لينفروا كافة ﴾
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin pergi semuanya ke medan perang
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,
والذي نفسي بيده لولا أن رجالا من المؤمنين لا تطيب أنفسهم أن يتخلفوا عني، ولا أجد ما أحملهم عليه ما تخلفت عن سرية تغزو في سبيل الله والذي نفسي بيده لوددت أني أقتل في سبيل الله ثم أحيا ثم أقتل ثم أحيا ثم أقتل ثم     
Perlu digarisbawahi bahwa hukum diatas berlaku manakala kaum muslim mempunyai negeri islam berdaulat yang menerapkan hukum-hukum Allah dan dipimpin oleh seorang muslim sejati serta memiliki kekuatan, peralatan dan perlengkapan yang dirasa mampu untuk menegakkan jihad difa` maupun jihad thalab. Namun disaat kaum muslim tidak mempunyai negeri Islam, para pemimpinnya mencampakkan hukum Allah dan kekuatan serta peralatan perangnya tidak sampai seujung kuku kekuatan musuh, maka hukum diatas tidak berlaku, bahkan lebih dari itu, kaum muslim dibenarkan membayar upeti kepada musuh jika memang keadaannya menuntut demikian, hal ini dijelaskan oleh para ulama mazhab [12].
          Ibnu Taimiyah berkata," Kaum mukminin yang berada di sebuah negeri dan mereka tidak mempunyai kekuatan (lemah) maka hendaklah mereka mengamalkan ayat yang memerintahkan tetap sabar dan memberi maaf terhadap orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya baik dari Ahlul kitab maupun orang musyrik, sedangkan kaum mukminin yang mempunyai kekuatan maka mereka wajib mengamalkan ayat yang memerintahkan memerangi para pemimpin kekufuran dan ayat yang memerintahkan memerangi ahlul kitab hingga mereka mau membayar jizyah (upeti) dan mereka dalam keadaan yang hina …[13]"
Hal yang senada dengan perkataan diatas yaitu perkataan Az Zarkasyi dan As Suyuti bahwa bilamana umat Islam melewati masa dan keadaan yang sama dengan masa dan keadaan periode Mekah maka sepatutnya mereka mengamalkan ayat-ayat yang diperintahkan untuk sabar dan memaafkan dan terus mendakwahi setiap musuh dengan cara yang sebijak mungkin.[14] Implikasinya ayat-ayat sebelum ayat "saif" dalam surat At taubah tidak dimansukhkan tetapi diamalkan manakala kondisi yang serupa terjadi pada umat Islam.

Referensi :
Tirmizi Erwandi,Konsep Jihad Dalam Islam:Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah(Murajaah:Abu Ziyad)

One Response so far.

  1. luar biasa menumbuhkan semangat kita untuk berjihad

Leave a Reply

 
Ruhama : Merenung Sejenak © 2011