Senin, 05 Desember 2011

Injil Versi Gaul Coy: Bunda Maria Disebut Gebetan & Cewek Bunting

0 komentar


Injil Mattie (Perjanjian Baru Jalanan)  Sumber : voa-islam
 “Maria is pregno en krijgt een baby boy” (Maria bunting dan beranak bayi laki-laki). Demikian kalimat dalam Alkitab (Bibel) versi terbaru di Belanda. Kali ini tidak menggunakan bahasa Belanda resmi, namun dalam bahasa gaul jalanan/slank.

Bibel edisi gaul berjudul “de Torrie van Mattie” tersebut diterjemahkan oleh Pendeta Daniel de Wolf.

“Mattie” adalah bahasa gaul untuk teman, sobat. Tapi itu juga singkatan dari Matius. Jadi pada dasarnya ini kisah Matius, buku pertama dari Perjanjian Baru.

Bahasa slang dalam Bibel gaul itu adalah gabungan kata-kata dari bahasa Inggris, Papiamento, Suriname, Maroko, Turki dan Belanda, yang dipercaya dengan kata-kata yang ditangkap dari media sosial dan budaya pop. Dalam menterjemahkan, Pendeta De Wolf dibantu oleh anak-anak muda dari berbagai latar belakang. Jadilah hasil terjemahan penuh dengan kata “doekoes,” “patas” dan “osso.”

Ide menerjemahkan Bibel ke dalam bahasa gaul ini berasal dari Inggris.

“Terjemahan semacam ini sudah ada di sana, yaitu edisi “The Word on the Street” (Firman Tuhan di Jalanan). Ide ini lalu diadopsi di Belanda dan saya diminta untuk melakukannya. Saya pikir ini ide yang baik,” ujar Pendeta De Wolf . “Di Inggris buku ini beberapa kali berhasil memenangkan penghargaan buku rohani Kristen dan juga menjadi salah satu buku terlaris di toko buku rohani. Amerika dan Jerman juga memiliki Injil versi jalanan mereka sendiri,” tambahnya.

Bibel Gaul Versi Audio juga Dirilis


Untuk menjangkau kalangan muda lebih luas, selain merilis Bibel gaul versi cetak, Wolf juga merilis Bibel gaul versi audio MP3 yang bisa diunduh secara gratis di situs resminya. “Kami juga merekam kisah-kisah injil dalam versi MP3, yang bebas diunduh di situs kami. Rekaman juga sekaligus menjadi alat bagi para sukarelawan pekerja muda dalam berhubungan dengan para pemuda,” ujar Wolf.Untuk proyek gaulnya itu, de Wolf banyak menuai reaksi negatif yang dari orang-orang yang menganggap Bibel sebagai kitab sakral yang tidak boleh diutak-atik.

Fragmen Terjemahan Bebas: Cewek Maria gak Ngeseks dan Belum Dibolongin


Dalam situs resminya, bisa disaksikan contoh ayat-ayat Bibel dengan bahasa gaul jalanan, misalnya pada perikop kisah “Yesus Sang Pencari Suaka”, “Bangkitlah dari Kursi Rodamu”, dan “Johnyboy Sang Pembaptis.”

Berikut ini adalah contoh fragmen ayat Bibel versi gaul:

“Gini lho, cerita kelahiran Yesus Kristus: Maria, cewek yang mungkin waktu itu masih berumur 14 tahun, rencananya mo merit sama Yusuf bin Yakub. Mereka udah sampe tunangan segala. Pada zaman itu, menurut tradisi Yahudi (sampe sekarang kali yee), nge-seks mah kagak boleh sama sekali. Tapi eeh, Marianya, tek dung. Yusuf terang aja langsung mikir, Maria pasti maen gila sama yang lain. Yang jelas, Yusuf ngerasa, dirinya, jangankan mbolongin Maria, nyicip aja juga nggak pernah. Dasar AIB neh!

Yusuf, anaknya cool, nggak buru-buru update status atau cepet-cepet ngetweet, ngember soal Maria. Namun Yusuf, udah mikir, bakal mutusin Maria. Nah pada saat itu, ia mendadak disambangin Malaikat.

“Nyante aje Sup. Jangan cemen dong untuk nikahin Maria. Gebetan elo kagak selingkuh. Jabang bayi di perut Maria itu hasil olahan Roh Kudus. Maria bakal ngelahirin bayi lelaki. Elo kudu kasih nama Yesus. Tahu nggak artinya? Itu artinya Tuhan yang menyelamatkan. Kenape harus dinamain keren gitu? soalnya Dia bakal menyelamatkan umat manusia dari segala kebangsatan(maksudnya dosa coy) yang mereka lakukan.”

Wah ini pas banget ama yang dulu, ratusan tahu lalu, dibilangin nabi Yesaya. Si perawan akan hamil dan melahirkan orok lelaki, dan orang-orang bakal manggil dia sebagai Immanuel.” 
 Fragmen ayat-ayat Bibel versi gaul tersebut memang aneh di telinga.

Selain kata-kata vulgar seperti cewek Maria, ngeseks, mbolongin, maen gila, bunting, nyicip cewek, gebetan, dll, hal yang asing di telinga adalah adanya kata-kata modern yang hanya ada abad millenium, misalnya: update status, ngetweet, dan sebagainya.

Tahun 1 Masehi saat Yesus lahir pan belon ada facebook sama twetter, coy!! [a ahmad hizbullah/voa-islam.com/rnw]

Read more...
Minggu, 04 Desember 2011

Usamah bin Ladin: Sang Imam Mujahid Berjuang Untuk Islam

0 komentar
Usamah Bin Ladin
Usamah lahir dari keluarga kaya di Riyadh, Arab Saudi, tahun 1957. Ayahnya – Muhammad Ladin – imigran dari Yaman. Besar di Madinah dan Hijaz, Usamah menamatkan syudi ekonomi dan manajemen di Universitas King Abdul Aziz Jeddah serta menyelesaikan sekolah teknik di Inggris. Usamah lalu mengelola perusahaan konstruksi miliki ayahnya. Ia mewarisi kekayaan ayahnya senilai US$ 300 juta.

Kekayaannya itu kemudian ia pergunakan untuk mengobarkan “jihad international” melawan AS. Ia berjihad ke Afghanistan tak lama setelah Uni Sovuet menyerbu negara itu di taun 1979. Di sana, Usamah berkawan dengan Ibnu Al Khaththatb, pejuang Islam dari Yordania yang disebut-sebut berada di barisan pejuang Muslim Dagestan (Rusia). Keduanya aktif membantu perjuangan kaum Muslimin di Afghanistan, Al Jazair, Bosnia, Chechnya, dan Dagestan.

Sepanjang tahun 1980-an, Usamah dan AS sendiri pernah berjalan seiring dalam menghadapi kekuatan Soviet. Namun, Usamah secara terang-terangan tetap menganggap, Washington sama saja dengan Moskow. Tetapi, saat itu prioritas utama yang harus dilawan adalah Moskow. Setelah perang usai, Usamah kembali ke Arab Saudi dan mengurus bisnis keluarga (1989).

Di tanah airnya, Usamah menjadi symbol perjuangan kelompok kritis terhadap Kerajaan Arab Saudi. Dia mengkritik habis sikap kerajaan yang mendukung AS menyerang Irak dan membiarkan tentara AS berkeliaran di Tanah Suci sejak Perang Teluk (1990).

Pada tahun 1994, Pemerintah Saudi mencabut paspor atas namanyua setelah Mesir, Al Jazair dan Yaman menuduhnya mendukung kelompok anti-pemerintah di negara-negara itu. Kewarganegaraan Usamah pun dicabut. Selanjutnya, Usamah pergi ke Sudan. Di sana, ia membantu pembangunan jalan yang menghubungkan ibukota Khartoum dengan pelabuhan dan bandara Sudan. Ia juga terjun dalam dunia bisnis ekspor barang-barang dari Sudan, seperti getah, jagung, bunga matahari dan wijen. Kepada wartawan Barat, Usamah menyebut dirinya petani (farmer).

Pada tahun 1995, Usamah pindah ke Afghanistan bersama pengikutnya. Ia tinggal di Jalalabad, Afghanistan timur. Pada April 1997, ia pindah ke Kandahar yang menjadi markas pemimpin tertinggi Taliban, Mullah Muhammad Umar.

Sejak kembali ke Afghanistan dan bergabung dengan Taliban, AS mulai memburu Usamah. Al Qaida mulai disebut-sebut sebagai nama organisasi yang didirikan Usamah. Tidak hanya itu, Al Qaida pun dijuluki “organisasi dan jaringan teroris internasional”.

Berbagai aksi peledakan dan pengeboman di sejumlah tempat hamper selalu dikaitkan dengan nama Al Qaida, mulai dari usaha pengeboman kapal induk AS di Timur Tengah, upaya peledakan Gedung WTC tahun 1993, penembakan helicopter AS di Somalia (1993), pengeboman Oklahoma City (1995), peledakan bom mobil di Riyadh dan Dhahran - Arab Saudi (1995), pengeboman Kedubes AS di Kenya dan Tanzania (1998), serangan WTC dan Pentagon 11 September 2011, sampai peledakan bom di Bali (12 Oktober 2002).

Presiden AS (waktu itu) Bill Clinton menyebut Usamah sebagai “sponsor dan pendukung terorisme internasional yang paling utama di dunia”. Usamah menjadi orang yang paling diburu nomor wahid. FBI menempatkan Usamah sebagai the most wanted man (orang yang paling dicari) dan menawarkan hadiah US$ 5 juta bagi siapa saja yang dapat menangkap Usamah hidup atau mati dan menyerahkannya ke AS, bahkan untuk sekedar informasi yang mengarah pada penangkapan Usamah.

Kambinghitam Al Qaeda
Sejak ditetapkan Pemerintah AS sebagai terdakwa pelaku peledakan Gedung WTC 11 September 2001, Usamah dan Al Qaida menjadi isu sentral yang diangkat AS dan antek-anteknya untuk memerangi kelompok-kelompok pejuang Islam di mancanegara. Setiapkali ada aksi teror, nama Al Qaida disebut-sebut sebagai tertuduh.

Stasiun TV Al Jazirah Qatar dan CNN sering menayangkan rekaman pidato Usamah baik berisi ancaman serangan ke AS maupun pesan-pesan bagi umat Islam dunia. Namun kalangan aktivis Islam lebih percaya, itu hanyalah rekayasa CIA untuk tetap menghidupkan Usamah dan Al Qaida sebagai sosok “teroris”. Beberapa media Barat seperti CNN, ITN World News, Washington Pos, dan New York Times telah berulangkali menyiarkan berita palsu soal rencana-rencana serangan Al Qaeda terhadap kepentingan AS dan sekutunya.

Al Qaida yang dikait-kaitkan dengan Tragedi WTC hingga kini pelaku sebenarnya masih belum jelas. Direktur FBI, Robert Muller, ketika itu pernah mengaku tak menemukan selembar pun bukti yang member indikasi Usamah bin Ladin dan Al Qaeda berada dibalik peledakan WTC. Yang pasti, Al Qaeda kerap dijadikan kambinghitam oleh AS dan sekutunya, setiap kali terjadi peristiwa pengeboman di sejumlah tempat, termasuk di Indonesia.

Sempat terjadi pro-kontra ihwal ada atau tidaknya organisasi Al Qaeda. Ada dugaan, Al Qaeda itu sebenarnya hanyalah rekaya CIA atau setidaknya hanyalah sebutan pers Barat bagi kelompok pengikut Usamah bin Ladin. Sejak Peristiwa 11 September, AS menjadikan Al Qaeda sebagai “target operasi”. Dengan dalih membasmi Al Qaeda yang dicapnya sebagai organisasi teroris, AS melakukan operasi militer di Afghanistan dan berhasil menggulingkan pemerintahan Taliban yang melindungi Al Qaeda.
Menelusuri jejak kemunculan Al Qaeda, semua hanya istilah dari garis perjuangan sebuah organisasi para mujahid di Afghanistan. Al Qaedah awalnya hanya sebuah Makhtab Al Khidmah, sebuah LSM yang didirikan oleh para veteran pejuang Afghanistan. Tokoh utamanya adalah Dr. Abdullah Azzam (tokoh Ikhwanul Muslimin asal Palestina yang syahid di Afghanistan tahun 1989) dan Usamah bin Ladin, yang merupakan salahsatu murid dekat Abdullah Azzam.

Namun belakangan, seiring dengan gencarjya “kampanye anti terorisme” yang dilakukan AS pasca Tragedi WTC, Al Qeada bergeser menjadi stigma bagi kalangan Islam fundamentalis yang bercita-cita menegakkan syariat islam atau mendirikan Daulah Islamiyah (negara Islam).

Semasa hidupnya, Usamah bin Ladin telah berikrar akan menginfaqkan seluruh harta dan jiwanya untuk perjuangan Islam. Cita-citanya adalah menegakkan syariat Islam dan menghidupkan kembali kekhalifahan Islam. Semoga Allah memuliakan beliau dan menerima amaliyah jihadnya membela kaum muslimin yang tertindas. (Desastian/dbs)
 
Read more...

Ibnul Khatthab: Khalid Bin Walid Abad 20, Singa Tauhid di Bumi Chechnya

0 komentar

Nama lengkapnya adalah Samir Saleh Abdullah Al-Suwailim. Lahir tahun 1969, tumbuh di keluarga mulia dan terhormat dikota Arar, Saudi. Ia mempunyai hati yang tulus, lembut namun tegas. Keluarga mendidiknya menjadi pribadi yang mandiri, untuk itulah keluarganya tidak pernah memberi uang saku lebih padanya. Wajahnya teduh dan memikat, Allah menganugerahi kelebihan padanya berupa kepandaian atau kefasihan berbicara, hal ini membuat lawan yang diajak bicara mudah terpikat.  Lelaki yang mempunyai delapan saudara ini suatu ketika pernah berbicara dengan saudara kandungnya, tanpa sadar membuat saudaranya terpikat lalu dengan sukarela memberinya uang diluar uang saku.
Tidak hanya cerdas, namun Ibnul Khatthab sangat pemberani, berbeda dengan anak-anak seusianya. Suatu hari saat bermain, ia menemui pemandangan yang membuat hatinya terbakar, teman sekolahnya dikeroyok oleh gerombolan anak-anak Syi’ah. Meski Ibnul Khatthab lebih kecil dari anak-anak Syi’ah itu, tapi ia berusaha maju melerai perkelahian yang tidak seimbang tersebut. Sebenarnya ia menyadari tidak mampu mengalahkan anak-anak Syi’ah tersebut, ia nekad maju karena hatinya tidak rela melihat kezaliman. Alhasil, tubuhnya babak belur.
Pernah terjadi dalam hidupnya, kendaraan yang dikendarai menabrak kucing betina. Keringat membasahi tubuh, hatinya didera rasa takut yang sangat, wajahnya pucat pasi, tidak lama kemudian ia pingsan.  Setelah siuman, hal pertama yang ditanyakan adalah keadaan kucing yang ia tabrak. Saudaranya mengatakan bahwa kucing tersebut telah mati.  Mendengar kabar tersebut ia menangis tersedu-sedu.
Suatu ketika saat dia mengendarai mobil di tengah jalan yang sepi, ada seorang berkebangsaan Afrika melambaikan tangan meminta agar berhenti. Kepada Khatthab, lelaki muda Afrika itu meminta bantuan karena mobilnya mogok, sedangkan ia ada keperluan sangat penting di bandara.  Akhirnya Khatthab meminjamkan mobilnya untuk orang tersebut. Setelah lelaki asing itu pergi, ia mencoba membenahi mobil yang ditinggalkan padanya. Namun gagal, ternyata kerusakannya agak fatal. Tanpa ragu, Khathab muda merogoh koceknya untuk membayar orang agar membetulkan mobil rusak itu. Setelah beberapa jam kemudian, laki-laki Afrika itu kembali. Khatthab mengatakan bahwa mobilnya sudah ia benahi, tanpa menyebutkan bahwa ia mengeluarkan uang pribadi untuk membenahinya. Subhanallah!
Tahun 1987, Khatthab mendapat beasiswa untuk belajar di Amerika. Tidak lama setelah berada di Amerika, menggema panggilan jihad dari Syaikh Abdullah Azzam untuk melawan penjajah Rusia di Afghanistan. Khatthab muda bersama pemuda lain, ingin menjadi relawan di Afghanistan. Namun ternyata kunjungannya sebagai relawan tersebut menghadirkan pendar rasa dalam sanubarinya. Ada sesuatu memanggil jiwanya yang fitrah. Semua itu menyebabkan dirinya jatuh. Jatuh dalam rasa.  Rasa tersebut bernama cinta. Ia telah jatuh cinta pada jihad.
Waktu itu, kumis pun belum tumbuh, tetapi Khatthab rajin dan gigih mengikuti serangkaian pelatihan di kamp mujahid, ia merayu komandan-komandannya agar segera diizinkan untuk berperang. Beberapa kali peperangan diikuti oleh Khatthab, namanya selalu ada di setiap operasi, sehingga dalam waktu cepat namanya dikenal di kalangan mujahidin Afghanistan.
Khatthab tidak hanya gigih melawan penjajah kafir, tapi ia sangat giat berlatih, tidak mengenal kata lelah dan letih, begitupun saat peluru musuh mengoyak tubuhnya, ia hanya mengolesinya dengan madu. Terhadap teman-temannya berjuang, Khatthab menyembunyikan rasa sakit yang menderanya.

HIJRAH KEBUMI CHECHNYA

Tahun 1995 adalah awal Ibnul Khathab menginjakkan kaki di bumi Chechnya. Negeri yang telah dicengkeram penjajah komunis Rusia tersebut membuat nuraninya terpanggil. Akhirnya di bumi Chechnya inilah Allah menyatukan dirinya dengan mujahid tangguh yang namanya tersohor, yaitu Syamil Basayef.
Keberadaan Khatthab di Chechnya membuat pemerintah kehilangan kontrol. Dengan bangga pemerintah mengatakan akan dengan mudah mengalahkan para mujahidin yang jumlahnya hanya ratusan, sementara pihak Rusia mengerahkan ratusan ribu tentara lengkap dengan persenjataan canggihnya. Perang gerilya yang dilakukan mujahidin membuat pasukan Rusia kocar-kacir.
Berbagai prestasi gemilang dapat diraih oleh para mujahid, tentunya atas izin Allah. Pada bulan April 1996 Ibnul Khatthab melakukan operasi gerilya yang dinamakan operasi Sha Toi. Dalam operasi Satoi, Khatthab menyergap konvoi tentara Rusia yang berjumlah sekitar 50 kendaraan berat. Sedikitnya 223 pasukan dan 26 perwira tinggi dalam konvoi tersebut terbunuh. Hal ini menjadikan nama Ibnul Khatthab tersohor, dan menjadi target utama Rusia.
Ibnul Khatthab adalah mujahid pertama yang mengabadikan momen-momen jihad, rekaman video operasi dan perjuangan berhasil di dokumentasikan. Ibnul Khatthab mengirimkan rekaman-rekaman video tersebut untuk mengobati rindunya pada keluarga. Sang ibu selalu mengharap ia kembali, namun sebaliknya sang ayah, begitu bangga dengan Khatthab dan sangat mendukungnya jika terus memperjuangkan Islam dari cengkeraman penjajah Rusia.
Ketika bertemu seorang nenek, Khatthab bertanya, apakah ingin Chechnya merdeka? Dengan antusias nenek tersebut menjawab, bahwa ia ingin merdeka, menjalankan syariat islam tanpa intervensi dari komunis.  Lalu Khatthab bertanya lagi, “Lalu apa yang akan nenek berikan untuk mendukung para mujahidin?” Nenek itu pun menjawab, “Aku hanya mempunyai jaket ini, kuserahkan jaket ini untuk keperluan mujahid.” Mendengar jawaban itu, Khatthab meneteskan airmata.
Sejak kedatangan Khatthab, Rusia telah meminjam tangan kaum Sufi untuk memusuhi Khatthab, karena tokoh Sufi sangat membenci perjuangan kelompok Khatthab. Salah satu pasukan Khatthab ingin mendebat arogansi kelompok Sufi, namun Khatthab melarangnya. Khatthab berprinsip, lebih baik menghindari perdebatan yang tidak penting, karena dengan begitu akan banyak waktu untuk memikirkan strategi jihad.

PENGKHIANATAN ITU

Dengan sepak terjang Khatthab, Rusia semakin ganas. Berbagai cara pembunuhan diupayakan, mulai dari peledakan bom dan usaha lain, tapi selalu gagal. Ia pun pernah diberitakan meninggal oleh media Rusia.  Upaya pembunuhan tersebut menghasilkan kegagalan. Hingga dibuatlah rekayasa keji oleh intelijen Rusia bernama FSB (Federal’naya Shulbha Bezopasnoti) untuk bersekongkol dengan pengkhianat.
Sebuah surat yang dibubuhi racun mematikan diserahkan pada Khatthab. Begitu surat dibuka, nyawa Khatthab melayang. Awalnya pengkhianatan itu tidak diketahui, baru setelah dua minggu rekayasa ini terbongkar.
Ibnul Khatthab sang singa tauhid di bumi Chechnya itu telah tiada, tetapi seribu Khatthab akan bangkit untuk membumihanguskan kaum kafirin. Sang komandan gigih dan cerdik berjuluk “Khalid Bin Walid Abad 20” telah mendapatkan apa yang diinginkannya, syahid dalam membela agama Allah.

Catatan Kaki
Maraji’: “Komandan Khatthab” karya Abu Anas At-thabrani dan “Perjalanan Meminang Bidadari” karya Herry Nurdi.
Penulis: Yulianna PS
Penulis Kumcer “Cahaya Ilahi dari Gaza untuk Insan Ateis”

 Sumber :  www.voa-islam.com

Read more...
Sabtu, 03 Desember 2011

Fase-Fase Di Syari`atkannya Jihad

0 komentar
Jihad salah satu diantara ibadah yang dalam proses tasyri`nya mengikuti sunnah tadarruj (bertahap), yang dapat kita bagi menjadi 4 fase:
a. Periode Mekah.
Dalam periode ini jihad dengan mengangkat senjata tidak disyari`atkan, yang diperintahkan pada periode ini adalah jihad dengan menggunakan hujjah dan argumen yang bersumber dari Al qur`an dalam menyampaikan risalah Islam kepada manusia pada umumnya dan khususnya masyarakat Quraisy, Allah berfirman, (Q.S. Al Furqan: 51-52)
﴿ ولو شئنا لبعثنا في كل قرية نذيرا . فلا تطع الكافرين وجاهدهم به جهادا كبيرا ﴾
Dan andai Kami menghendaki, niscaya Kami utus di tiap-tiap negeri seorang Rasul. Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan jihad yang besar
Ibnu qayyim berkata, "Allah telah memerintahkan berjihad sejak periode Mekah dengan firman-Nya (Q.S. Al Furqan: 52) yang tentunya surat Makkiyah, menghadapi orang-orang kafir dengan Hujjah, penjelasan dan menyampaikan Al qur`an …" [8]
Bahkan ketika beberapa orang sahabat yang dipimpin oleh Abdurrahman bin `Auf datang kepada Nabi mengeluhkan keadaan mereka sambil berkata,"Kami dahulu berada dalam kemuliaan disaat kami masih musyrik, apakah kami menjadi hina setelah kami beriman?!", Nabi menjawab,
إني أمرت بالعفو فلا تقاتلوا
Aku diperintahkan untuk mema`afkan, maka janganlah kalian mengangkat senjata! [9]
Juga setelah selesai pembai`atan `Aqabah yang ke dua sebagian para peserta yang datang dari Yastrib meminta izin dari Nabi untuk menyerang penduduk `Aqabah dengan pedang, beliau menjawab, ""إني لم أؤمر بهذا aku tidak diperintahkan untuk melakukan hal ini [10]
Dalam (Q.S. An Nisaa` :77) Allah mempertegas larangan mengangkat senjata di periode Mekah, firman-Nya:
﴿ ألم تر إلى الذين قيل لهم كفوا أيديكم وأقيموا الصلاة وآتوا الزكاة ﴾
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, "tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat!
          Nushus diatas sangat jelas bahwa selama periode Mekah jihad mengangkat senjata dilarang (hal ini telah menjadi kesepakatan para ulama yang dinukil oleh Qurthubi 2/347). Yang ada hanya jihadun nafsi menanamkan aqidah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, sabar dan istiqamah menghadapi segala bentuk penindasan dari kaum kafir serta yakin dengan janji Allah dan Rasul-Nya.
Tidak-disyaria`tkannya jihad mengangkat senjata dalam periode ini -yang dalam pandangan kasat mata kebanyakan manusia juga termasuk sebagian sahabat hal itu telah patut karena penindasan kaum Quraisy sampai pada titik diluar batas kewajaran- tentulah mempunyai hikmah yang sangat dalam untuk keberlangsungan dakwah islamiyah keseluruh penjuru bumi. [11]
b. Fase dibolehkan Jihad Qital dan belum difardhukan.
          Setelah Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam dan para sahabatnya hijrah ke Madinah, menetap di sana membangun sebuah negeri Islam yang berdaulat dan memiliki kekuatan, persiapan dan peralatan yang dirasa cukup untuk menghadapi setiap gangguan, yang dilain pihak kaum kafir Quraisy selalu melancarkan berbagai bentuk tekanan, maka Allah membolehkan (bukan difardhukan) kaum muslim mengangkat senjata, membela dan mempertahankan jiwa dan dakwah Islam dari segala bentuk penindasan, dengan firman-Nya: (Q.S. Al Hajj: 39)
﴿ أذن للذين يقاتلون بأنهم ظلموا وإن الله على نصرهم لقدير ﴾

Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa menolong mereka
c. Fase difardhukan jihad qital atas kaum muslim terhadap orang yang memulai memerangi mereka .
          Fase ini juga bisa dinamakan dengan jihad difa` (berperang karena membela diri), yakni kaum muslim diwajibkan mengangkat senjata memasuki medan pertempuran melawan setiap kekuatan yang memulai menabuh genderang perang terhadap mereka, Allah berfirman, (Q.S. Al Baqarah: 190-191)
﴿ وقتلوا في سبيل الله الذين يقاتلونكم ولا تعتدوا إن الله لا يحب المعتدين ﴾
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas
﴿ فإن قتلوكم فاقتلوهم كذلك جزاء الكفرين ﴾
Maka jika mereka memerangi kamu, maka bunuhlah mereka! Demikianlah balasan bagi orang-orang yang kafir
          Pada periode ini sekalipun kaum muslim telah mempunyai kekuatan tetapi belum sanggup memulai pertempuran menghadapi seluruh kekuatan kafir dan musyrikin, maka dengan hikmah Allah, Dia tidak mewajibkan kepada hambanya untuk melakukan penyerangan karena mereka belum mampu melaksanakannya.
d. Fase difardhukan jihad qital terhadap setiap kekuatan kufur apapun agama dan ras mereka, sekalipun mereka tidak memulai berperang hingga mereka masuk Islam atau membayar jizyah.
          Setelah kekuatan kufur di kota Mekah runtuh di tangan 10.000 orang sahabat yang dipimpin langsung oleh Nabi shallallahu `alaihi wa sallam, dengan ini berarti berakhirlah permusuhan kaum Quraisy terhadap kaum muslimin dan manusia berbondong-bondong memeluk agama Allah sehingga dakwah islam menjadi memiliki banyak pasukan dan peralatan serta kekuatan, maka pada tahun ke-9 H Allah mewajibkan kaum muslim memerangi setiap bentuk kekufuran dengan firman-Nya, (Q.S. At Taubah: 5 dan 36)  
فإذا انسلخ الأشهر الحرم فاقتلوا المشركين حيث وجدتموهم
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka
﴿ وقتلوا المشركين كافة كما يقاتلونكم كافة ﴾
Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya
Dan nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

أمرت أن أقاتل الناس حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله
Aku diperintahkan memerangi seluruh manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak diibadati selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah HR.Muslim
Demikianlah jihad thalab (jihad memerangi setiap aral yang merintangi arus dakwah islam) akhirnya difardhukan dan setelah Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam wafat kewajiban ini tidak berubah. Kemudian kewajiban jihad thalab ini diteruskan oleh para khulafaur rasyidin dan para khalifah serta para penguasa setelah mereka. Hingga akhirnya khilafah Utsmaniyah runtuh kurang dari satu abad yang lalu dan kewajiban inipun terhenti sementara sampai kaum muslim memiliki kembali kekuatan untuk menumpas segala bentuk kesyirikan dan kekufuran.


Referensi :
Tirmizi Erwandi,Konsep Jihad Dalam Islam:Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah(Murajaah:Abu Ziyad)
Read more...

Jihad Terus Berlangsung Hingga Akhir Zaman

0 komentar
            Jihad sebagai salah satu dari sekian banyak kewajiban yang difardhukan Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman, sudah menjadi keyakinan kita bahwa seluruh syari`at itu terus berlangsung dan sangat relevan, kapanpun dan dimanapun seorang muslim berada. Tidak satupun syari'at dimansukhkan setelah Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam wafat, berdasarkan dalil-dalil di bawah ini;
- sabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, yang diriwayatkan dari Imran bin Hushain radhiallahu `anhu
لا تزال طائفة من أمتي يقاتلون على الحق ظاهرين إلى يوم القيامة
Senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang di atas kebenaran selalu menang hingga hari kiamat. H.R.Muslim
- sabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu `anhu,
والجهاد ماض منذ بعثني الله إلى أن يقاتل آخر أمتي الدجال لا يبطله جور جائر ولا عدل عادل
Dan jihad terus berlangsung semenjak Allah mengutusku hingga akhir umatku memerangi Dajjal [15]
Dari dua teks hadist di atas sangat jelas bahwa kewajiban berjihad tetap terus berlangsung hingga akhir zaman.
- firman Allah swt ( Q.S. Al Anfaal: 39)
﴿ وقاتلوهم حتى لا تكون فتنة ويكون الدين كله لله فإن انتهوا فإن الله بما يعملون بصير ﴾
Dan perangilah mereka supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
- firman Allah swt (Q.S. At Taubah: 33)
﴿ هو الذي أرسل رسوله بالهدى و دين الحق ليظهره على الدين كله ولو كره المشركون
Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.
Dua ayat di atas menjelaskan bahwa jihad harus selalu ditegakkan sampai tercapainya tujuan yang diinginkan Allah, yaitu sirnanya setiap kesyirikan dan kekufuran, dan tiada agama lain di atas permukaan bumi kecuali agama Allah. Impilkasinya selagi kedua tujuan di atas belum tercapai maka jihad harus terus berlangsung.
gkan bahwa jihad terus berlangsunmenjelas hingga akhir ya dalil ya Kuatn zaman menyebabkan Imam At Thahawi dalam buku akidahnya mengatakan, "Haji dan jihad terus berlangsung bersama para pemimpin kaum muslim yang adil maupun yang lalim hingga terjadinya kiamat, dua kewajiban ini tidak pernah digugurkan".[16]  (tolong disusun dulu, bi)
Keberlangsungan jihad hingga akhir zaman ini tidaklah bertentangan dengan realita umat islam saat ini yang tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan hal tersebut, karena Allah swt berfirman (QS Al Baqarah : 286)
﴿ لا يكلف الله نفسا إلا وسعها ﴾
            Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
Saat kaum muslimin telah mempunyai kesanggupan untuk menjalankan kewajiban jihad maka mereka berdosa jika meninggalkannya. 


Referensi :
Tirmizi Erwandi,Konsep Jihad Dalam Islam:Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah(Murajaah:Abu Ziyad)
Read more...

Hukum Jihad

1 komentar
Jihad memiliki beberapa hukum :
a. Fardhu `ain (wajib bagi setiap muslim) dalam beberapa kondisi;
- ketika seorang muslim telah berada dalam barisan pasukan yang sedang menghadapi pertempuran, maka fardhu `ain bagi nya berjihad dan berdosa meninggalkan medan, Allah berfirman, (Q.S. Al Anfaal: 45)

يا أيها الذين آمنوا إذا لقيتم فئة فاثبتوا
Hai orang-orang beriman apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka tetaplah

﴿ يا أيها الذين آمنوا إذا لقيتم الذين كفروا زحفا فلا تولوا هم الأدبار ﴾
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu mundur ( Al Anfaal :15)
- bila musuh telah datang menyerang salah satu negeri muslim, maka wajib bagi setiap penduduknya berjihad mengusir mereka. Jika musuh belum tertumpas wajib `ain bagi setiap penduduk negeri muslim sekitarnya berjihad hingga musuh keluar dari negeri tersebut. Allah berfirman (Q.S. At Taubah :123)
﴿ يا أيها الذين آمنوا قاتلوا الذين يلونكم من الكفار ﴾
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang berada disekitar kamu itu
Jihad ini disebut juga dengan jihad difa` (pembelaan diri)
- bila imam (pemimpin) memerintah seorang muslim untuk pergi berjihad, maka wajib `ain baginya melaksanakn perintah tersebut, nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,
وإذا استنفرتم فانفروا
Bila kamu diperintahkan berjihad, maka pergilah berjihad H.R.Bukhari.
b. Fardhu kifayah
Jihad thalab (memulai penyerangan terhadap sebuah negeri yang penduduknya tidak beriman kepada Allah dan hari akhir) hukumnya fardhu kifayah, yang bila dilakukan oleh sebagian kaum muslim terhapuslah dosa dari seluruh kaum muslim, Allah berfirman, (Q.S. At taubah: 122)

﴿ وما كان المؤمنون لينفروا كافة ﴾
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin pergi semuanya ke medan perang
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,
والذي نفسي بيده لولا أن رجالا من المؤمنين لا تطيب أنفسهم أن يتخلفوا عني، ولا أجد ما أحملهم عليه ما تخلفت عن سرية تغزو في سبيل الله والذي نفسي بيده لوددت أني أقتل في سبيل الله ثم أحيا ثم أقتل ثم أحيا ثم أقتل ثم     
Perlu digarisbawahi bahwa hukum diatas berlaku manakala kaum muslim mempunyai negeri islam berdaulat yang menerapkan hukum-hukum Allah dan dipimpin oleh seorang muslim sejati serta memiliki kekuatan, peralatan dan perlengkapan yang dirasa mampu untuk menegakkan jihad difa` maupun jihad thalab. Namun disaat kaum muslim tidak mempunyai negeri Islam, para pemimpinnya mencampakkan hukum Allah dan kekuatan serta peralatan perangnya tidak sampai seujung kuku kekuatan musuh, maka hukum diatas tidak berlaku, bahkan lebih dari itu, kaum muslim dibenarkan membayar upeti kepada musuh jika memang keadaannya menuntut demikian, hal ini dijelaskan oleh para ulama mazhab [12].
          Ibnu Taimiyah berkata," Kaum mukminin yang berada di sebuah negeri dan mereka tidak mempunyai kekuatan (lemah) maka hendaklah mereka mengamalkan ayat yang memerintahkan tetap sabar dan memberi maaf terhadap orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya baik dari Ahlul kitab maupun orang musyrik, sedangkan kaum mukminin yang mempunyai kekuatan maka mereka wajib mengamalkan ayat yang memerintahkan memerangi para pemimpin kekufuran dan ayat yang memerintahkan memerangi ahlul kitab hingga mereka mau membayar jizyah (upeti) dan mereka dalam keadaan yang hina …[13]"
Hal yang senada dengan perkataan diatas yaitu perkataan Az Zarkasyi dan As Suyuti bahwa bilamana umat Islam melewati masa dan keadaan yang sama dengan masa dan keadaan periode Mekah maka sepatutnya mereka mengamalkan ayat-ayat yang diperintahkan untuk sabar dan memaafkan dan terus mendakwahi setiap musuh dengan cara yang sebijak mungkin.[14] Implikasinya ayat-ayat sebelum ayat "saif" dalam surat At taubah tidak dimansukhkan tetapi diamalkan manakala kondisi yang serupa terjadi pada umat Islam.

Referensi :
Tirmizi Erwandi,Konsep Jihad Dalam Islam:Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah(Murajaah:Abu Ziyad)
Read more...

Opini Yang Salah Tentang Maksud "Jihad Akbar"

0 komentar
Ada sebuah opini yang berkembang di tengah masyarakat Islam hampir di seluruh belahan dunia Islam, bahwa jihad yang paling besar adalah jihad melawan hawa nafsu (Mujahadatun nafsi) sedangkan jihad mengangkat senjata melawan orang kafir hanyalah jihad kecil, biasanya ungkapan ini disertai dengan menyitir sebuah hadist Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, sepulang beliau dari sebuah peperangan melawan orang kafir,
قدمتم خير مقدم، وقدمتم من الجهاد الأصغر إلى الجهاد الأكبر، مجاهدة العبد هواه
Kalian datang dari melakukan suatu amal yang paling baik, dan kalian datang dari jihad kecil menuju jihad yang lebih besar, yaitu: seorang hamba melawan hawa nafsunya. Opini ini perlu diberi catatan dari beberapa sisi:
- hadits yang dijadikan landasan opini diatas "mardud" didhaifkan oleh banyak ulama hadist, diantaranya; Al Baihaqi, Al Iraqi dan As Suyuthi dalam Al Jami` As Shaghir, dikarenakan seorang perawinya yang bernama Yahya bin Al `Ala` seorang yang tertuduh sebagai pemalsu hadits seperti yang dijelaskan Ibnu Hajar dalam "Taqrib at tahzib".  Jadi pembagian jihad kepada; jihad ashghar dan jihad Akbar tidak mempunyai dalil yang kuat.
- Makna jihadun nafsi terlalu luas, sebagian orang memahaminya dengan terminologi masing-masing, andai maksudnya membersihkan jiwa dengan zikir, wirid-wirid khusus dan amalan-amalan sunnat tentulah jihad memerangi orang-orang kafir lebih mulia disisi Allah, (Q.S. An Nisaa` :95-96)
﴿ وفضل الله المجاهدين على القاعدين أجرا عظيما . درجات منه ومغفرة ورحمة وكان الله غفورا رحيما

Dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang-orang yang tidak ikut berjihad dengan pahala yang besar. Beberapa derajat dari Allah, maghfirah dan rahmat-Nya, adalah Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang 
 
          Namun jika yang dimaksud dengan jihadun nafsi mengendalikan jiwa untuk selalu merealisasikan tauhid, kafir terhadap thaghut dan komitmen dengan seluruh syari`at Allah, tidak dapat diingkari bahwa jihadun nafsi adalah asas dan jihad memerangi kekafiran merupakan salah satu hasil dari jihadun nafsi. Implikasinya bahwa orang yang sukses dalam jihad memerangi orang kafir dengan meraih syahadah yang dapat memberikan syafa'at untuk 72 orang anggota keluarganya dan kekal dalam surga Allah hanyalah orang yang berhasil melewati fase awal jihad, yakni jihadun nafsi.
Inilah makna ungkapan Ibnu Al Qayyim, " Manakala jihad memerangi musuh-musuh Allah (orang-orang kafir) hanya bagian dari jihad nafsi dalam merealisasikan tauhid … maka jihadun nafsi lebih diprioritaskan dari pada jihad mengangkat senjata menumpas kekafiran. 
 
- Ungkapan "jihad akbar adalah jihadun nafsi" sering disalah gunakan untuk mengecilkan peran orang yang memanggul senjata mengorbankan anak, isteri dan harta benda demi tegaknya kalimat Allah, bahkan untuk melemahkan dan menghalangi orang berjihad fi sabilillah, dengan mengatakan bahwa menyibukkan diri dengan jihad akbar lebih afdhal, padahal andai kita mencermati dengan seksama tentunya kita akan mengambil kesimpulan bahwa konsisten dengan jihadun nafsi mengharuskan kita untuk berjihad fi sabilillah jika memang waktunya telah tiba. 


Referensi :
Tirmizi Erwandi,Konsep Jihad Dalam Islam:Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah(Murajaah:Abu Ziyad)
Read more...

Konsep Jihad Dalam Islam

0 komentar

Kata jihad di dalam bahasa arab, adalah mashdar dari kata:
جاهدت العدو مجاهدة وجهادا Yang merupakan turunan dari kata الجهد yang berarti: kesulitan atau kelelahan karena melakukan perlawanan yang optimal terhadap musuh . 

Makna Jihad Menurut Istilah:
          Dalam terminologi syar`i kata jihad mempunyai beberapa makna:
Suatu usaha optimal untuk memerangi orang-orang kafir.Para fuqaha mengungkapkannya dengan defenisi yang lebih rinci, yaitu: suatu usaha seorang muslim memerangi orang kafir yang tidak terikat suatu perjanjian setelah mendakwahinya untuk memeluk agama Islam, tetapi orang tersebut menolaknya, demi menegakkan kalimat Allah .
Ini makna umum dari kata jihad dalam terminologi syar`i. Bila kata jihad dimaksudkan untuk makna selain dari makna diatas biasanya diiringi dengan sebuah kata lain sehingga konteks dari kalimat tersebut mengindikasikan makna yang dituju dari kata jihad tersebut, ini berarti setiap kita menemukan kata jihad dalam Al-Qur`an dan sunnah konotasinya adalah memerangi orang kafir dengan senjata.
          Usaha optimal untuk mengendalikan hawa nafsu dalam rangka mentaati Allah atau lebih dikenal dengan (mujahadatun nafsi), seperti makna kata jihad dalam sabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam

المجاهد من جاهد نفسه في طاعة الله
Seorang mujahid adalah orang yang mengendalikan hawa nafsunya untuk mentaati Allah [4]
Selain dua makna diatas adalah seperti makna kata jihad dalam sabda Nabi shallallahu `alaihi wa sallam, ketika seorang pemuda meminta izin beliau untuk berjihad dan beliau menanyakan, "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?", ia menjawab," Ya", beliau bersabda," ففيهما فجاهد optimalkanlah baktimu terhadap mereka. H.R.Bukhari.

Referensi :
Tirmizi Erwandi,Konsep Jihad Dalam Islam:Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah(Murajaah:Abu Ziyad)
Read more...
 
Ruhama : Merenung Sejenak © 2011